-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Duka di Pauh: Pelajar MTS Tewas Ditikam Siswa SD, Sorotan pada Pengawasan Anak

Sabtu, 09 Agustus 2025 | Agustus 09, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-09T14:50:41Z


Muratara, 9 Agustus 2025 – Kabar pilu menyelimuti Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan. Seorang pelajar MTS berinisial M (nama samaran), meninggal dunia setelah ditikam oleh seorang bocah yang masih duduk di bangku SD, Jumat (8/8/2025) sekitar pukul 12.00 WIB. 

Insiden tragis ini dengan cepat menyebar dan menjadi viral di media sosial, memicu keprihatinan mendalam tentang kekerasan di kalangan anak-anak dan peran pengawasan orang tua.

Korban, yang dikenal sebagai anak baik, sopan, dan rajin di mata guru-gurunya, harus meregang nyawa di usia muda. Menurut CN, salah satu guru waktu sd sekaligus keluarga korban, M adalah sosok yang periang meski sedikit "celomet" atau bawel. "Kalau menurut kami selaku pendidik, korban anaknya baik sama temannya, sama guru sopan, rajin, tapi agak sedikit bawel, bahasa kita itu celomet. Namun anaknya baik," jelas CN dengan nada sedih.

Lebih memilukan lagi, M diketahui telah dibesarkan oleh neneknya sejak bayi. Ibunya, almarhumah Yosi, meninggal dunia beberapa hari setelah M lahir. "Korban itu anak dari almarhumah Yosi, anak Yani, warga Desa Pauh. Semasa lahir, anak itu sudah ditinggal orang tua masih beberapa hari atau bulan. Hingga dia besar bersama neneknya," tambah CN.

Sorotan pada Pelaku dan Peran Pengawasan

Pelaku penikaman diketahui masih duduk di bangku kelas 4 SD. AS, mantan wali kelas pelaku saat kelas 3, mengungkapkan bahwa perilaku nakal pelaku masih dalam batas wajar anak-anak seusianya. 

"Menurut saya ya memang anak tersebut nakalnya masih wajar sebagaimana nakalnya anak-anak yang lain. Ya paling bolos sekolah atau berkelahi sesama teman, tapi masih dalam hal wajar saja karena masih anak-anak. Bertengkar biasa saja, enggak sampai yang benar-benar sampai tonjok-tonjokkan begitu Kak," terang AS.

Namun, AS juga menambahkan bahwa pelaku dikenal bawel baik dengan teman laki-laki maupun perempuan. Ia juga menyebutkan bahwa pelaku sempat tidak masuk sekolah selama dua hari dan pernah ditegur karena rambutnya gondrong serta disemir merah.

Baik pihak keluarga korban maupun guru, menyoroti pentingnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anak. Mereka berharap agar para orang tua selalu mengawasi gerak-gerik anak, terutama saat hendak berangkat sekolah. Kekerasan antar teman juga bisa dipicu oleh bawaan anak yang tidak sesuai.
"Harapan saya supaya orang tua selalu mengawasi anak-anaknya dan selalu memperhatikan gerak-gerik anak ketika mau berangkat sekolah. 

Awasi bawaan anak yang dapat menimbulkan kekerasan kepada teman dan hindari anak main HP karena dari HP bisa mempengaruhi kelakuan anak yang sering nonton film yang memacu anak suka berkelahi (film silat bahasa kita itu)," ungkap CN, yang juga menyampaikan rasa prihatin atas musibah yang menimpa keluarganya. "Semoga almarhum husnul khatimah dan keluarga diberikan kesabaran."

Insiden ini menjadi pengingat pahit bagi masyarakat akan pentingnya pendidikan karakter, pengawasan digital, dan komunikasi yang intensif antara anak, orang tua, dan sekolah demi mencegah kejadian serupa terulang kembali.
×
Berita Terbaru Update