MURATARA,01,12,2025 – Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Kesejahteraan Rakyat (BLT Kesra) di Kantor Pos Kecamatan Karang Dapo pada Selasa, 25 November (yang cair di akhir November 2025) diwarnai keluhan dari sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM), khususnya warga Desa Biaro Lama.
Mereka menduga adanya praktik pemotongan dana bantuan dengan modus penukaran sebagian uang tunai menjadi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 5 kg.
Keluhan ini mencuat dari salah satu warga yang menceritakan pengalaman ibu mertuanya yang menjadi penerima bantuan. Menurut keterangan yang didapat, KPM yang datang lebih awal saat penyaluran, menerima BLT tunai sebesar Rp900.000, tetapi kemudian uangnya dipotong dan ditukar dengan 5 kg beras SPHP.
"BLT Kesra yang cair ujung bulan November kemarin, mamak mertua saya dapat bantuan itu. Uang BLT dipotong dengan cara ditukar ke beras SPHP 5 kg bagi yang datang duluan," ujar warga tersebut yang namanya enggan disebutkan.
Uniknya, KPM yang datang belakangan justru menerima uang BLT secara utuh, yakni sebesar Rp900.000, dikarenakan stok beras SPHP yang disebut-sebut untuk penukaran telah habis.
"Yang datang belakangan tidak kebagian beras, karena berasnya sudah habis. Jadi yang datang kemudian uangnya utuh Rp900.000. Beda dengan mamak mertua saya karena dia datang duluan jadi dapatlah beras itu," tambahnya.
Kualitas Beras Dipertanyakan
Permasalahan tidak berhenti pada dugaan pemotongan. Warga yang menerima beras SPHP 5 kg tersebut juga mengeluhkan kualitas beras yang dinilai tidak layak konsumsi. Diduga, beras tersebut sudah tersimpan terlalu lama di Kantor Pos.
"Sakit sekali hati, Min, gara-gara berasnya macam tidak layak dimakan lagi. Mungkin karena sudah kelamaan di kantor pos," keluhnya.
Bahkan, saking buruknya kualitas beras, KPM terpaksa membeli beras lain yang bermerek bagus, seperti Selincah, untuk dicampurkan dengan beras SPHP tersebut agar masih bisa dimasak dan dikonsumsi.
Warga menyesali kelalaiannya karena tidak sempat mengambil foto beras tersebut sebagai barang bukti saat itu. Mereka berharap, pihak berwenang dapat menindaklanjuti dugaan ini, khususnya terkait praktik penukaran dana BLT dengan barang serta memastikan kualitas bantuan pangan yang disalurkan kepada masyarakat miskin.
Hingga berita ini di terbitkan kepala kantor pos atau yang mewakili belum dapat kami konfirmasi kebenaran nya.***





